
Transformasi Bioskop yang Terkikis Zaman
Sudah lebih dari 20 tahun bekas gedung bioskop ini dibiarkan begitu saja. Presiden Teater, atau yang kerap disapa bioskop Presiden tepatnya berdiri tahun 1987. Pada masa kejayaannya dulu, bioskop Presiden berhasil mendatangkan banyak penonton untuk menyaksikan film-film yang diputarnya. Tak hanya bioskop, di gedung itu pun terdapat tempat bermain billiar.
Hanya dengan 2000-3000 rupiah saja, penonton sudah bisa mendapatkan tiket untuk satu pemutaran film. Memiliki 3 studio, Presiden menayangkan film-film yang bertema percintaan dengan unsur seksualitas. Tak hanya film Indonesia, namun juga film dari India, karena menurut cerita beberapa warga, pemilik bioskop Presiden adalah keturunan India.
Bioskop Presiden yang terletak di tengah pasar Mawar Bogor ini, sekarang dihuni oleh sebuah toko grosir yang cukup besar. Setiap pagi hingga menjelang sore hari, daerah sekitar Presiden dijadikan pasar hingga membuat lingkungannya becek dan kotor. Aroma busuk yang menusung hidung, berasal dari sampah-sampah yang tersisa di sekitarnya.
Menurut Usgar, warga yang menyewa tempat untuk dijadikan toko di bekas bioskop itu, Presiden terakhir aktif pada tahun 1990. Setelah itu, bioskop sudah gulung tikar. “Ya karena ada tv, udah nggak suka nonton lagi, bangkrut”, ujarnya.
Bioskop Presiden dimiliki oleh PT.Ramayana. Pengelola saat ini berada di Jakarta dan membiarkan bangunan rapuh ini terbengkalai begitu saja. Hingga saat ini, masih terlihat jelas tempat bertenggernya spanduk film yang sedang tayang maupun akan tayang, meskipun sudah usang dan berkarat. Rongsokan barang pun tak luput dari pandangan. Sampai kapankah Presiden akan dibiarkan atau diperbaiki? Kita lihat saja nanti.

Presiden Teater, yang berada di tengah pasar Mawar, Bogor. Tampak mati dan sudah tidak terawat lagi.

Kondisi Presiden Teater saat ini, sudah tidak beraturan, tampak sebuah toko grosir yang menempati bagian depan bioskop.

Dahulu, Presiden Teater tidak hanya bioskop saja, ada pula tempat bermain billiar.

Presiden Teater, yang berada di tengah pasar Mawar, Bogor. Tampak mati dan sudah tidak terawat lagi.